Kesehatan reproduksi merupakan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya terbebas dari penyakit, kecacatan atau kelemahan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Masa remaja (10–19 tahun) adalah periode yang rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi, seperti kehamilan tidak diinginkan, HIV/AIDS, dan infeksi menular seksual. Di Bali, data menunjukkan tingginya prevalensi HIV pada remaja putri (31% di Bali, 36 kasus di Kabupaten Klungkung pada 2023), serta 12,8% hingga 13,8% remaja perempuan berisiko berdasarkan skrining kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan kesehatan reproduksi remaja putri di SMA Negeri 1 Banjarangkan. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan non-eksperimen yaitu penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik probability sampling dengan teknik stratified random sampling dengan jumlah responden sebanyak 156 responden. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik usia responden mayoritas responden berusia 17 tahun sebanyak 41,0%. Berdasarkan hasil analisis univariat didapatkan hasil pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri masuk dalam kategori baik sebanyak 130 responden (83,3%). Sikap kesehatan reproduksi remaja putri masuk kedalam kategori cukup sebanyak 73 responden (46,8%) dan tindakan kesehatan reproduksi remaja putri masuk kedalam kategori baik sebanyak 94 responden (60,3%). Penting bagi remaja putri untuk memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi, karena hal ini dapat membentuk sikap positif yang mendorong mereka untuk melakukan tindakan yang sehat.