Diabetes melitus (DM) saat ini menjadi salah satu masalah kesehatan global dengan pertumbuhan tercepat, terutama di kalangan lansia. Oleh karena itu diperlukan terapi pendamping (komplementer) sebagai pendukung keberhasilan terapi konvensional dalam mengendalikan diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat pengetahuan lansia penderita diabetes melitus tipe II mengenai terapi komplementer di poli geriatri RSUD Wangaya Denpasar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan 122 responden yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Kemudian, data dianalisis secara univariat untuk mengetahui distribusi frekuensinya.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang terapi komplementer, yaitu 83 responden (68,0%). Responden dengan pengetahuan kurang umumnya berusia antara 75-90 tahun sebanyak 42 orang (34,3%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 52 orang (42,6%), berpendidikan SD/SR sebanyak 29 orang (23,8%), dan tidak bekerja atau ibu rumah tangga sebanyak 56 orang (45,9%). Tingkat pengetahuan yang kurang pada responden dipengaruhi oleh kurangnya informasi, hal ini disebabkan karena belum ada program informasi yang sistematis dan terstruktur mengenai terapi komplementer