Diare pada balita menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, dengan dampak serius seperti dehidrasi, malnutrisi, dan kematian. Tingginya angka kejadian dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sosial ekonomi, dan terbatasnya pengetahuan ibu tentang penanganan diare. Penelitian ini bertujuan menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang penanganan diare pada balita di Banjar Kampung Islam Kepaon. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif dengan teknik purposive sampling dan melibatkan 115 sampel. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang penanganan diare pada balita, yaitu 64 responden (55,7%), dimana berada pada responden yang berusia 26-35 tahun sebanyak 57 responden (49,6%) yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 64 responden (55,7%), dengan pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 62 responden (53,9%) serta memperoleh sumber informasi melalui petugas kesehatan sebanyak 78 responden (67,8%). Mayoritas tingkat pengetahuan ibu terendah, terkait pertanyaan pemberian zinc sesuai umur, kondisi dehidrasi dan waktu pemberian, yaitu sebanyak 37 responden (32,17%) dan tertinggi terkait pertanyaan membawa balita ke pelayanan kesehatan jika diare tidak membaik dalam 3 hari sebanyak 112 responden (97,39%). Tingkat pengetahuan ibu yang cukup dipengaruhi oleh paparan informasi melalui program edukasi petugas kesehatan. Hasil ini menunjukkan perlunya intervensi berbasis edukasi yang lebih terarah, terutama terkait aspek pemberian zinc dan tanda-tanda dehidrasi, untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam menangani diare secara optimal.