Dismenore merupakan ketidaknyamanan atau rasa nyeri yang sering terjadi pada remaja saat mengalami menstruasi. Permasalahan ini sering membuat tergangunya aktivitas belajar pada remaja putri di sekolah, selain itu dismenore juga berdampak pada kesehatan fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi remaja. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dismenore, namun tidak semua remaja memiliki pengetahuan yang baik terkait penanganannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang penanganan dismenore secara non farmakologi di SMA Negeri 8 Denpasar. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan teknik Stratified random sampling melibatkan 212 sampel. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan remaja putri tentang penanganan dismenore secara non farmakologi, yang telah diuji validitas dengan hasil 0,470 dan uji reliabilitas dengan hasil 0,876. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden berusia 16 tahun yaitu sebanyak 112 responden (52,8%), paling banyak responden yang mengalami menstruasi selama 5 hari sebanyak 87 responden (41,0%), penanganan dismenore yang bisadilakukan paling banyak dengan cara beristirahat sebanyak 103 responden (48,6%) dan sebanyak 8 responden (3,8%) melakukan penanganan dismenore dengan cara farmakologi. Pengetahuan remaja tentang penanganan dismenore secara non farmakologi didapatkan sebagian besar dikategorikan memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 142 responden (67,0%). Tingkat pengetahuan yang didapatkan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya sumber informasi yang diberikan oleh sekolah yang belum merata tentang penanganan dismenore secara non farmakologi. Memfasilitasi remaja dalam memperoleh informasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja.