Kesehatan mental di kalangan remaja memiliki isu krusial, terutama di tengah meningkatnya prevalensi gangguan mental seperti depresi dan kecemasan di usia muda yang menyebabkan terjadinya permasalahan ABS. Deteksi dini menjadi kunci penting dalam mencegah terjadinya academic burnout syndrom. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode pendekatan cross-sectional. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan deteksi dini kesehatan mental dengan ABS. Penentuan Sampel penelitian ini adalah siswa dan siswi SMA Negeri 8 Denpasar sebanyak 220 responden yang diambil melalui teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data menggunakan kuisioner kesehatan mental dan ABS dengan google from selanjutnya dianalisa dengan uji korelasi Rank Sperman Rho. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara deteksi dini kesehatan mental dengan ABS pada remaja, hasil p-value <,001 (p0,005) yaitu Ho ditolak Ha diterima yang diartikan adanya hubungan yang signifikan antara deteksi dini kesehatan mental dengan academic burnout syndrom pada remaja, dengan nilai kolerasi ,267 dengan tingkat hubungan lemah. Kesehatan mental menunjukkan bahwa 80,5% terindikasi masalah kesehatan mental disebabkan karena sering merasa lelah akibat belajar yang padat sehingga memicu terjadi stres yang mempengaruhi kesehatan mental pada remaja sedangkan hasil ABS menunjukkan bahwa 59,5% mengalami ABS yang rendah yang diakibatkan karena rendahnya motivasi dan tuntutan akademik yang tinggi.