Beban merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa seringkali memicu kecemasan pada caregiver, yang intensitasnya dipengaruhi oleh berbagai karakteristik dari caregiver. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik caregiver dengan tingkat kecemasan caregiver yang memiliki orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan model pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah caregiver yang memiliki orang dengan gangguan jiwa sebanyak 155 orang. Teknik sampling menggunakan non-probability sampling yaitu purposive sampling, dengan jumlah sampel 123 orang. Instrument penelitian menggunakan kuesioner karakteristik keluarga dan State Trait Anxiety Inventory-Trait (STAI-T). Analisis data menggunakan uji korelasi rank spearman dan uji Chi-Square. Hasil penelitian didapatkan karakteristik usia responden berada pada usia dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 45 responden (36,5%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 78 responden (63,4%), berpendidikan SMA/SMK sebanyak 75 responden (61%) dan bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 68 responden (55,3%). Tingkat kecemasan responden sebagian besar mengalami kecemasan sedang dengan jumlah 53 responden (43,1%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara usia (p=0,013), jenis kelamin (p=0,046), pekerjaan (p=0,019) dengan tingkat kecemasan dan tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan tingkat kecemasan (p=0,617). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar caregiver mengalami kecemasan sedang dan beberapa karakteristik caregiver seperti usia, jenis kelamin dan pekerjaan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan caregiver selama melakukan perawatan pada penderita gangguan jiwa. Diharapkan puskesmas dapat berperan aktif dalam membangun jaringan dukungan komunitas demi memudahkan keluarga untuk berkomunikasi mengenai kesulitan yang dihadapi sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan.