Anak usia sekolah, berkisar antara usia 6 sampai dengan 13 tahun, mulai menunjukkan kemampuan berpikir yang lebih matang dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan ini menyebabkan adanya variasi motivasi belajar pada anak, dimana sebagian anak cenderung kurang bersemangat dalam belajar dan tidak menganggapnya penting. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang mendorong anak untuk terlibat dalam suatu kegiatan, sebagaimana tercermin dalam usaha mereka untuk terus belajar dan memahami hal-hal baru. Setiap anak memiliki tingkat motivasi yang berbeda, dipengaruhi oleh bagaimana orang tuanya menerapkan pola asuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pola asuh dengan motivasi belajar anak usia sekolah di SD Negeri 4 Gianyar. Penelitian ini menggunakan desain korelasi analitik dengan teknik total sampling, sehingga diperoleh 59 responden, yang terdiri dari siswa kelas V dan VI beserta satu orang tua dari masing-masing anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh demokratis (89,8%), dan sebagian besar anak menunjukkan motivasi belajar cukup (89,8%). Uji peringkat Spearman menunjukkan nilai p sebesar 0,000 (<0,05), yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan motivasi belajar anak usia sekolah di SD Negeri 4 Gianyar. Tidak ada pola asuh yang bersifat "negatif", namun penerapan pola asuh yang tepat dan sesuai sangat penting untuk meningkatkan motivasi belajar anak dan mendukung perkembangannya, karena setiap anak memiliki kepribadian, cara berpikir, dan karakteristik yang unik.